Sejarah Pertumbuhan Kota Semarang
Periode ini adalah kira-kira sebelum tahun 900. Pada masa ini wilayah Semarang masih tetmasuk kaki Gunung Ungaran di pantai Utara. Adapun garis pantai Semarang pada masa itu meliputi daerah Mrican, Mugas, Gunung Sawo, sebelah barat Gajahmungkur, Karang Kumpul Bagian atas, Sampangan di batas sungai Kaligarang, terus menyeberang ke Wotgaleh, Simongan (wilayah Gedung batu dan Karang Nongko, membelok kearah Barat sepanjang perbukitan Krapyak sampai Jerakah. Masa ini merupakan awal terbentuknya dataran alluvial /sedimen kwarter. Sedimentasi dibentuk berdasarkan endapan yang berasal dari muara Kali Kreo, Kali Kripik, Kali Garang serta merupakan jalur aktivitas transportasi utama. Kerajaan yang ada pada masa itu adalah Medang Kawulan ( hasil integrasi Kerajaan Bhumi Mataram dan Cailendra ) yang pada masa 924 memindahkan ibukotanya ke Waharu di Jawa Timur. Dari masa Medang Kawulan sampai Majapahit kawasan Semarang tak dikenal sama sekali. Baru setelah Demak – Pajang, Semarang berfungsi lagi dan dikenal luas. Pada masa Demak – Pajang dikenal beberapa wilayah Semarang yang merupakan pedukuhan terbesar antara lain : Inderono (Gisik Drono ), Tirang Amper, Jurang Suru, Lebuapi, Tinjomoyo, Wotgalih (Wotgaleh ), Gajah mungkur, Sejonilo dan Gedung Batu.Pedukuhan – pedukuhan ini merupakan pemukiman yang dikuasai Ajar – Ajar ( pimpinan ritus Hindu ) dan terletak kira-kira disepanjang kali Semarang sampai hulunya. Pada masa permulaan pemerintahan kerajaan Demak, Kyai Pandang Arang ( Sunan Tembayat ) ditunjuk menjadi Bupati Semarang Pertama dan meresmikan Tirang Amper menjadi pusat kegiatan penyiaran agama Islam di kawasan Semarang berikut tempat tinggalnya pada tahun 1418, ( Mukti Ningrat Catur Bhumi ).
- Kota Semarang Masa Penjajahan
Kondisi kota Semarang di bawah kolonialisme Belanda cukup pesat perkembangannyadengan dibangunnya berbagai kepentingan Belanda. Misalnya sarana dan prasarana perkotaanseperti jalan, transportasi kereta api, pasar-pasar dan sebagainya. Hal ini terbukti pada tanggal16 Juni 1864 dibangun jalan kereta api (rel) pertama di Indonesia. Dimulai dari Semarangmenuju Kota Solo dan Kedungjati, Surabaya dan ke Magelang serta Yogyakarta kemudiandibangun 2 stasiun kereta api yang masih ada sekarang yaitu Tawang dan Poncol.
Pada abad ke XIV, Belanda juga mendirikan Pelabuhan Tanjung Emas. Pelabuhan TanjungEmas ini dikatakan memiliki fungsi strategis sebagai pusat perdangangan nasional daninternasional (The World Market 1870-1900). Pelabuhan Tanjung Emas bukan hanya sebagai pusat perdagangan import-ekspor, tetapi juga sebagai jalur masuk barang-barang dari Eropayang dipasarkan akan dipasarkan di Jawa dan Indonesia.Pada sekitar abad 18, Kota Semarang menjadi pusat perdagangan. Kawasan tersebut padamasa sekarang disebut Kawasan Kota Lama. Pada masa itu, untuk mengamankan warga danwilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng, yang dinamai benteng VIJHOEK.Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai HEEREN STRAAT. Saat ini bernama Jl.Let. Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah JembatanBerok, yang disebut DE ZUIDERPOR.
Selanjutnya secara berturut-turut muncul pula perkembangan lainnya seperti pada tahun1857 layanan telegram antara Batavia - Semarang - Ambarawa – Surabaya mulai dibuka,tahun 1884 Semarang mulai melakukan hubungan telepon jarak jauh (Semarang-Jakarta dan Semarang-Surabaya), dibukanya kantor pos pertama di Semarang pada tahun 1862.Sesuai dengan aspek yang mempengaruhi perkembangan kota, faktor internal yaitu aktivitas perdagangan dan perindustrian di kota Semarang telah memberikan pengaruh dalam perubahan fisik spasial kota, dengan terbentuknya pusat kota yang dikenal dengan nama Alun-alun. Ketika masa kolonialisme, Alun-alun dijadikan pusat administrasi Kolonial Belanda dan pusat perdagangan.
- Kota Semarang Pasca Kemerdekaan Indonesia
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan dengan keberhasilan bangsa Indonesia melenyapkan penjajahan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka tahun 1950 Kota Semarang menjadi Kotapraja di Propinsi Jawa Tengah. Irama kehidupan Semarang tak banyak berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia. Bahkan pada saat negeri inimasih terns menghadapi ujian dan keprihatinan selama 20 tahun setelah kemerdekaan, makaSemarang mengalami situasi dan dalam kondisi yang sama. Pecahnya pemberontakan G.30.SPKI mempakan salah satu upaya memecah sistem kehidupan dan tata negara Indonesia.Semarang juga mengalami masa-masa penuh teror dan traumatis. Setelah berbagai pemberontakan berhasil ditumpas, maka sekarang bertahap masyarakat dan bangsa ini mulai membenahi kehidupannya.Pada tahun 1976 dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 tahun 1976 wilayah Semarang mengalami pemekaran sampai ke Mijen, Gunung pati dan Tembalang di wilayah Selatan, Genuk di wilayah Timur dan Tugu di wilayah Barat. Seluruh wilayah Semarang meliputi 273,7 Km2. Dari semula 5 Kecamatan menjadi 9 Kecamatan.
Adanya perkembangan dan perluasan wilayah ini maka pertumbuhan kawasan diperhatikan. Pusat-pusat industri, perdagangan, pendidikan, pennukiman, pertahanan keamanan mulai diatur dalam lokasi-lokasi yang tepat dan strategis. Kota bawah cepat berkembang menjadi pusat perdagangan, jasa dan pemerintahan. Wilayah perluasan atau pinggiran menjadi pusat pendidikan. Ini juga dimaksudkan penyebaran pusat-pusat aktivitas bisa merata di semua kawasan sehingga semua wilayah mengalami peitumbuhan yang sama. Perkembangan selanjutnya yang tampak menonjol adalah industri dan pernukiman penduduk. Industri dikembangkan di wilayah Kaligawe-Terboyo, Bugangan (Genuk) dan Tugu, sedangkan permukiman banyak dikembangkan di daerah Selatan.
- Kota Semarang Masa Kini
Perkembangan kota adalah proses perubahan keadaan perkotaan dari suatu keadaan kekeadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Sehubungan dengan hal ini, tinjauanperkembangan akan ditinjau dari kehidupan ekonomi, politik dan budaya.Sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah, Semarang terletak pada posisi strategis di jalur pantai utara dan sebagai simpul regional dan nasional. Sebagai simpul nasional, karenaSemarang memiliki bandar udara dan pelabuhan serta dilewati arus lalu lintas menuju ibukotanegara Jakarta, sedangkan sebagai simpul regional, karena Semarang memiliki hinterland atau daerah belakang yang meliputi kawasan Kedungsapur (Kendal, Demak, Ungaran, danPurwodadi). Daerah Kedung sapur tersebut merupakan simpul strategis. Wilayah Kabupaten Semarang dengan ibukota di Ungaran merupakan penyangga air bersih, sedangkan daerah Demak dan Purwodadi merupakan daerah penyangga permukiman dan penyedia tenaga kerjabagi berlangsungnya kegiatan industri di Semarang. Berbagai industri yang tumbuh di Semarang yang meliputi kawasan Tugu, Genuk maupun di sekitar Jalan Kaligawe, merupakan potensi besar yang kemudian menjadikan Semarang tumbuh sebagai kota besar. Mulai kaburnya garis batas non-administratif tersebut seakan menyatukan wilayahSemarang dengan kota-kota di sekitarnya, sehingga membentuk suatu ”megaurban”.
Sumber : http://www.scribd.com/doc/49816397/Makalah-Sejarah-Perkembangan-Kota-Semarang